Selasa, 10 Juni 2014

Kembalilah sayang, Berdansalah bersamaku !!


Di balik Gunung yang menjulang,,,
Nampak raja siang perlahan terbenam ,,,
Hingga tak terlihat lagi.. 

          Sendiri bersama hembusan angin dan suara hempasan ombak pada batu karang, entah apa lagi yang harus ku lakukan saat itu. Terus termenung dengan ributanya kicauan burung saling berkejaran kesana kemari yang seakan-akan sedang menertawaiku. 

Aku hanya seorang lelaki yang selalu sendiri berteman sunyi. Hati yang selalu berkecamuk dan memaksaku dengan tegas memanggil kembali sang pujaan  hati yang telah lama pergi meninggalkanku..  

          Beberapa tahun lalu, tidak begitu lama aku bersamanya. Sungguh ku kira itu akan menjadi cinta terakhirku.  Sejak awal kebersamaan hidupku seakan lengkap walau belum terikat satu janji dengannya, namun aku yakin , yah suatu saat pasti. 

           Aku yang mungkin terlihat terlalu polos di hadapannya, namun aku tak perduli itu.  Pernah aku dan dia pergi ke pesta dansa. Saat itu aku ingin sekali berdansa dengannya. Aku tahu kekasihku sangat senang berdansa. Ku pegang tangannya,  iya merangkulku dan ku tatap matanya lebih dalam. Di sela waktu, ku bisikkan kepadanya kalimat  “aku mencintaimu, jangan kau lepas genggaman ini ! Aku mencintaimu”, dan semakin eratlah ku genggam tangannya hingga terpancar rona merah di mukanya , dan senyum indah yang mungkin menjadi jawabannya.

Aku dan dia terus berdansa.  Aku tahu ini hal yang jarang aku lakukan.  Sebab aku tak punya banyak waktu untuknya , apalagi  menghadiri pesta.  Kasihan kekasihku,  dia sangat  jarang ku  ajak berdansa.

          Saat  pesta dansa telah usai , lampu yang berkelap-kelip serta musik dengan karakter melankolis , terus- menerus ku pandangi  wajahnya yang mengenai sorotan cahaya..

          Perjalanan pulang di sertai hujan yang deras, aku mengajaknya berteduh di sebuah halte. Terlihat  dari raut wajahnya  yang menggambarkan ia senang hari ini karena telah berdansa,  aku tahu itu. Jalan yang kini mulai sunyi dari pejalan kaki,  saat itu ku mulai topik pembicaraan dengannya hingga malam semakin larut dan hujanpun tak kunjung reda. Pembicaraan yang membuat aku dan dia tertawa. Ketika aku berkata “akan ku buat kekasihku layaknya ratu malam ini”, seketika dia terbahak menertawaiku. 

          Aku berlalri ketengah jalan besar dan menikmati  hujan.  Aku berteriak  “kau tak percaya rasa ini ? rasa ini begitu besar, melebihi air hujan malam ini”, dia terus-menerus menertawaiku. Tidak puas dengan hal itu aku berdansa ditengah hujan deras ,  hah aku yakin hal itu yang akan membuatnya  beranjak dari halte dan mengikutiku.
 
“ kemarilah, lakukanlah hal yang sama denganku. Kekasihku...kekasihku marilah berdansa!” Seketika ia berlari kearahku , kami berdua berdansa bersama di tengah hujan. Lampu kota yang masih terang benderang menghiasi jalan besar yang basah dan aku menganggap itu layaknya lampu di pesta tadi. Sekujur tubuhnyapun mulai basah.

Aku berkata “percuma kita berteduh di halte berlama-lama  jika akhirnya kita basah juga”, tawanya  lagi-lagi membludak , dia memelukku. Dengaan hati riang kami pulang bersama tanpa memakaki alas kaki, dan berlari-larian di pinggir jalan yang basah.

Yang terbenak saat itu dipikiranku hanyalah kekasihku suka berdansa.

          Beberapa bulan berlalu.

Tepat dijalan yang sama sepulang dari pesta, entah hal apa tiba-tiba kekasihku berkata selamat tinggal. Aku terkejut, “katakan padaku kau tidak akan pergi dariku!” dengan seduh tangis yang bercucuran deras di pipi sekali lagi aku berkata, “aku mohon ceritakan padaku ! kau telah membuatku menangis.”  Aku memohon dan berlutut “ apa yang harus aku lakukan untukmu?”. Aku tidak pernah mengira bahwa ia akan pergi meninggalkanku. 

          Saat ia meninggalkanku di jalan besar itu,  kenyataan yang tidak bisa ku terima membuatku berteriak menghalau kepergiannya  “kembalilah padaku, hanya kau yang dapat sembuhkan luka ini”. 

Aku berlari mengejarnya. Aku tahu dia kekasihku yang senang berdansa,  ku raih tangannya,“ berdansalah bersamaku !”. Aku tahu hanya ini kesempatan yang dapat kulakukan sekarang  agar dia kembali.  Namun dia tetap pergi dan meningglkanku, tak sedikitpun dia tertarik dengan ajakanku untuk berdansa. 

“ ini hanya bercanda kan? Katakan padaku ini tidak sungguh-sungguh terjadi!”
 Tampak aku seperti orang gila saat itu yang terus menerus mengemis padanya. Sungguh rasa ini benar-benar tumbuh dan berkembang .

 “aku tidak mau kehilangamu aku tidak mau ketika aku bangun nanti kamu bukanlah siapa-siapa lagi bagiku.  Aku tidak mau!” Pintaku dengan isak tangis yang terus berderai di pipiku.

 Di jalan besar yang sunyi dan  bebrapa jam lagi akan memasuki waktu pagi. 
Sekali lagi ku coba merayunya. “matahari akan terbit sedalam matamu, kembalilah padaku dan kita akan bahagia bersama  dan kau akan menjadi kekasihku lagi.  Aku tahu hari ini aku bisa membuatmu untuk tetap tinggal hanya untuk mendengarkan perkataanku, hanya sebentar saja hanya untuk melihat senyummu,,, aku mohon jangan pergi !” Ucapku penuuh harapan.

          Aku mengajaknya ke suatu tempat, di tempat orang-orang berdansa dengan kekasihnya dengan harapan aku dengannya bisa bahagia bersama lagi. Tetapi tetap saja iya pergi meninggalkanku.
Aku frustasi !

 Beberapa bulan berlalu. 
          Aku tahu dia berada di suatu tempat diluar sana, suatu tempat yang jauh  yaitu tempat kelahirannya. Tempat yang lebih ramai dan banyak perayaan pesat dansa.  Sungguh hati ini masih menginginkanmu kembali. Aku ingin kau kembali. Aku frustasi!!  Setiap malam hanya bisa termenung di jendala kamar dengan  cahaya bintang yang menerangi ruanganku. Setiap saat aku hanya bisa termenung, tidak lain hanya mengharapkanmu kembali.  Aku ingin kau kembali ! Para tetangga mungkin mengira aku gila, tapi siapa mereka?  Mereka tidak mengerti, dan aku tidak perduli.  Karena kaulah satu-satunya milikku, satu-satunya yang ku harapkan.

          Setiap malam ketika cahaya bintang menerangi kamarku aku duduk sendiri berbicara dengan rembulan mencoba berbicara denganmu. Aku berharap kau berada disana dan juga berbicara denganku. Ataukah aku ini laki-laki bodoh yang duduk sendiri berbicara dengan bulan ?


          Aku merasa menjadi orang terkenal di kotaku, mereka selalu membicarakanku dan berkata kalau aku ini gila. Tapi mereka tidak tahu apa yang aku rasakan. 

          Ketika matahari terbenam seseorang menjawabku “ tidak pernahkah kau mendengarkan panggilanku sayang ? karena setiap malam aku  berbicara dengan bulan  dan berharap kau juga berbicara denganku”, orang itu menertawaiku lalu pergi.

 Namun perasaan ini sudah begitu dalam dan sulit bagiku melenyapkannya.
Aku tahu kekasihku ada di luar sana. Di suatu tempat yang jauh dari ku. Di tempat yang banyak perayaan pesat dansa.  Aku pergi mengunjungi tempat itu. Aku mencari tahu keberadaannya dengan bertanya ke pada orang-orang  sekitar, Namun tak ada yang mengenal tempat yang aku cari. Hingga aku memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil mendengarkan lagu yang biasanya dimainkan untuk  berdansa.  Aku merasa lagu itu tidak lagi terdengar sama seperti dulu saat dia masih bersamaku.

          Ku lanjutkan perjalananku dan bertanya ke pada seseorang. Ketika mereka menjawabku dan memberitahuku tentang keadaanya, seketika air mataku jatuh tanpa terkendali dan ketika sahabatnya menceritakan tentang dirinya, hatiku rasanya hancur mendengar namanya.. 

          Aku diajak oleh sahabatnya malam itu ke suatu tempat dansa.  Tapi apa yang aku lihat, itu sungguh mengejutkanku  terlalu sulit untuk ku terima.  Ternyata kekasihku berdansa dengan pria lain, pria itu membawakan setangkai bunga mawar untuknya lalu menggenggam tangannya. 

          Keresahanku, kebutuhanku hanyalah keegoanku yang membuat wanita tegar sepertinya pergi meningglkanku. Rasanya aku ingin menutup mata dan menghilangkan semua yang ada dipikiranku. Begitu tragis rasanya!  Seharusnya dulu aku juga membawakannya bunga, lalu menggenggam tangannya, kemudian mengajaknya berdansa. Harusnya dulu aku memberikannya seluruh waktuku,  dan mengajaknya berdansa di setiap perayaan  pesta. Tapi, sekarang dia telah berdansa dengan laki-laki lain.  Iya, kekasihku kini berdansa dengan laki-laki lain. Meskipun itu menyakitkanku. Aku yang pertama yang kan mengakui kesalahanku, sungguh ini sudah terlambat. Aku mencoba memaafkan kesalahanku, namun tak ada lagi yang bisa kulakukan untuk membuatmu kembali  padaku.  Aku hanya berharap pria yang sekarang bersamamu bisa membahagiakanmu,  dan melakukan apa yang seharusnya ku lakukan dulu untukmu saat aku masih bersamamu. Maafkan aku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar