Selasa, 10 Juni 2014

Cinta Yang Tulus Selalu Akan Bersama..


Cinta suami dan istrinya adalah cinta yang telah dipersatukan Allah dalam biduk rumah tangga yang harmonis dan penuh kasih sayang.

          Sejak 10 tahun lalu, mba Nia dan mas Abi menjalin cinta. Mba Nia yang hanya wanita biasa dan juga tidak mempunyai pekerjaan menetap, sedangkan mas Abi bekerja di salah satu perusahan kecil yang gajinya pas-pasan. Walaupun demikian mas Abi tetap menyayangi mba Nia setulus hati tanpa mencari wanita lain yang mempunyai pekerjaaan lebih baik dari mba Nia. Akan tetapi  mba Nia tidak tinggal diam , dia juga berusaha mencari uang dengan berjualan baju, roti dan lain-lain. Hasil dari penjualannya tersebut ia tabung sebagai tambahan modal buat menikah nanti. Begitu pula dengan mas ab, ia juga berusaha mengumpulkan modal buat pernikahan mereka yang sudah 10 tahun mereka jalani dalam masa pacaran.

          Namun, di tengah keseriusan hubungan mereka berdua tetap saja jalan menuju ikrar janji sehidup semati itu tidak selalu mulus berjalan menggapai tujuannya. Ayah mba Nia tidak pernah menyetujui hubungan mereka berdua, alasannya karena perbedaan ras. Walaupun mas Abi sudah mngetahui hal tersebut, mas Abi tidak pernah menyerah mengajukan keinginnannya untuk melamar mba Nia. Mba Nia sedih melihat kerja keras mas abi yang dari dulu ingin meminangnya tapi selalu sjaa ditolak oleh Ayahnya. Setiap malam mba Nia berdoa kepada Allah agar diberikan kemudahan buat jalan cinta mereka untuk bisa bersatu. Tiap sujudnya ia terus menangis. Rasa sedih selalu mendatanginya. Umurnya yang tidak lagi terbilang muda, namun mba Nia tetap sabar sampai Allah memberikannya ridho.

    Untuk kesekian kalinya mas abi melamar mba Nia lagi. Mba Nia tetap mendukung mas Abi. Kali ini perasaan mas Abi lebih gugup dari sebelumnya. Rasa khawatir mas Abi terus menghantui, entah apa lagi yang akan terjadi. Mba Nia tidak tinggal diam, selesai shalat mba Nia menceritakan tentang rencana mas Abi yang ingin melamarnya. Ia menceritakan kepada ibunya bahwa mereka memang bersungguh-sungguh untuk menjalin rumah tangga. Mba Nia tidur dipangkuan ibunya sambil menangis. Ia terus menerus mengatakan kepada ibunya hanya mas Abi orang yang setia kepadanya dan mau menerima segala kekurangannya. Ia terus meminta restu dari ibunya. Ibu mba Nia juga ikut menangis. “kali ini ibu sudah merestuimu nak, namun bagaimana dengan ayahmu? Dialah yang belum mau menerima Abi menjadi suamimu?” Ucap ibunya dengan air mata yang terus menerus mengalir. Mba Nia meminta ibunya untuk meyakinkan ayahnya bahwa mas abilah jodohnya. Ibu mba Nia mencoba meyakinkan ayahnya. Saat ibu mba Nia mencoba berbicara  dengan suaminya, terjadilah pertengkaran hebat antara mereka berdua. Ibu mba Nia kali ini harus menentang suaminya demi anaknya, bahkan ibu mba Nia rela pergi dari rumah jika mba Nia tidak direstui menikah sama mas Abi. Namun ayahnya tetap mempertahankan kewajibannya sebagai seorang ayah yang akan menikahkan anaknya dengan lelaki yang juga dari ras yangs sama. Adik-adik mba Nia juga ikut bicara dan menolak kemauan ayah mereka. Ayah mba Nia merasa tidak ada yang mendengarkan kemauannya, hingga akhirnya ia luluh juga dan mengiklaskan mba Nia menikah sama mas Abi. Sebagai anak, mba Nia sadar akan perbuatannya yang sudah menentang. Mba Nia meminta maaf ke pada ayah dan ibunya, karena mba ialah pertengkarang itu terjadi.

          Keesokan harinya ia menemui mas Abi, dan mengatakan kepadanya apa yang telah terjadi. Mba Nia meyakinkan mas Abi tentang lamaran itu. Akhirnya, keinginan mereka pun terwujud. Saat itu juga, mas Abi langsung mendekap tubuh mba Nia ke dalam pelukan hangatnya sembari berkata “kita akan bersatu selamanya”.

          Ke esokan harinya mas Abi pergi kerumah mba Nia. Dengan jantung yang berdegup kencang serta sekujur tubuh berubah menjadi dingin, mas Abi tetap memberanikan diri untuk mengucapkan salam dan mengetuk pintu rumah Mba Nia. Ia disambut oleh ibu mba Nia. Mas Abi dipersilahkan duduk. Dan saat itu juga ibu mba Nia masuk kekamarnya hendak memanggil suaminya. Tanpa basa-basi, ayah mba NIa langsung menanyakan maksud kedatangan mas Abi dengan wajah yang sangar menatap lelaki tersebut. Sebelum memulai pembicaraan terlebih dahulu mas Abi menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan ucapan Bismilah. Mas Abi pun mulai mengeturakan maksud kedatangannya untuk melamar Mba Nia. Ayah Mba Nia menerima juga lamaran tersebut tanpa ada senyum bahagia sedikitpun. Walaupun begitu laki-laki itu merasa tenang  karena  penentuan tanggal pernikahan pun sekaligus telah ditetapkan.

          Hari perkawinan Mas Abi dengan Mba Nia pun tiba. Begitu banyak tamu yang datang, namun tidak sedikit keluarga mba Nia berkata perkawinan  perbedaan ras ini harus menjadi perkawinan yang terakhir kalinya ada. Pengantin wanita itu tidak sengaja mendengar kalimat tersebut. Namun karena hari itu adalah hari istimewa bagi mereka, mba Nia membiarkan kalimat itu lalu lalang saja tanpa dikomentarinya. Mba Nia sadar apa yang telah diperlakukannya. Namun mba Nia tetap meyakinkan dalam hatinya inilah yang terbaik.

          Setelah sebulan perkawinan mereka, adik pria mba Nia menyusul jejaknya. Kali ini tidak ada penolakkan karena Adiknya seorang laki-laki, jadi bebas memilih siapa yang menjadi istrinya
.
          Setahun kemudian adik perempuan mba Nia juga mengikuti jejak mba Nia, dan juga tidak mendapatan penolakan dari ayahnya karena adik perempuan mba Nia menikah dengan lelaki yang sesuku dengan mereka. Walaupun demikian, mba Nia tidak pernah merasa kecewa atau terkucilkan, karena sesungguhnya cintanya yang besarlah memberikan kelapangan jalan bagi mereka. Salah satu adik mba Nia berkata kepadanya bahwa ialah pembuka jalan bagi jodoh-jodoh mereka. Mba Nia merasa senang dengan perkawinan adik-adiknya. akhirnya mereka semua sudah memiliki pasangan hidup masing-masing.

          Setelah beberapa bulan kemudian kedua adik mba Nia tengah merasakan nikmatnya mengandung seorang bayi. Namun mba Nia belum merasakan hal yang sama seperti mereka. Mba Nia adalah sosok penyabar. Walaupun tidak sedang mengandung seorang bayi, mba Nia merasa senang membantu adik-adiknya yang tengah hamil dalam segala urusan, seperti membeli peralatan bayi, baju dan sebagainya. Mba Nia sangat menyayangi adik-adiknya. berselang beberapa bulan adik ipar mba Nia melahirkan seorang bayi laki-laki. Dan beberapa bulan kemudian adik mba Nia melahirakan seorang bayi perempuan. Saat itu mba Nia merasa senang karena sudah punya 2 ponakan. Mba Nia dengan senang hati membantu adik-adiknya  itu mengurus bayinya. Ia juga menganggapnya seperti anaknya sendiri.

          ketika waktu tidur, mba Nia tidak bisa tidur. Ia tetap tenang mendengarkan suara bayi yang sedang menangis dari kamar adik iparnya. Mas Abi ikut terbangun dan mandapati mba Nia yang belum juga tertidur.
 “Kenapa belum tidur?”. Tanya mas Abi.
“hemm, saya sedang asyik mendengarkan suara-suara bayi yang lagi menangis itu”. Jawab mba Nia dengan wajah ringai.
 Mas abi kaget dan sedih. Ia mencoba membujuk istrinya itu untuk tidur dengan sentuhan yang lembut diwajah mba Nia. “bersabarlah, suatu saat Allah pasti juga akan mengkaruniakan kita anak. Amin”
“Amin”.

          Keesokan harinya seperti biasanya, ketika mas Abi berangkat kerja mba Nia tidak lupa mencium tangan mas Abi dengan caranya sendiri. setelah tangan mas Abi dicium, tangannya kemudian diletakkan di kening mba Nia dan kemudian digenggam erat di dadanya. Kebiasaan mba Nia itu yang membuat mas Abi sangat tenang karena mas Abi tahu bahwa mba Nia sangat mencitai mas Abi..

          Setelah beberapa jam kepergian mas Abi ke kantor, tiba-tiba mba Nia merasakan sakit yang teramat sakit didadanya. entah kenapa rasa sakit tersebut baru pertama kalinya dirasakannya. Saat itu ia langsung dilarikan kerumah sakit agar mendapatkan pertolongan. Setelah mendapatkan telepon, mas Abi langsung menuju ke rumah sakit. Dan Alhamdulilah kondisi mba Nia sudah baikan. Kata dokter itu pengaruh mba Nia terlalu capek. Memang mba Nia sudah menderita penyakit jantung bawaan, tetapi penyakit itu tidak pernah kambuh sehingga ia tidak terlalu khawatir dengan penyakitnya. Dokter mengatakan besok ia sudah boleh pulang.

          Tidak lupa ketika makan malam ibu mba Nia menasihatinya “Jaga kesehatanmu nak, istrahat saja yang cukup!”. Ayah mba Niapun juga ikut memberikan nasihat bagi putrinya agar tetap menjaga kesehatannya. “Ayah dan Ibu tidak perlu khawatir, saya baik-baik sja kok”. Ucap mba Nia meyakinkan di sela makan santapan makan malam itu.

          Saat waktunya tidur, lagi-lagi mba Nia tidak bisa tidur karena keasyikan mendengar tangis bayi dari kamar adik iparnya. Tangis bayi itu berlangsung lama, tanpa berpikir panjang ia pergi kekamar adik iparnya. Sebelum ia mengetuk pintu kamar tiba-tiba saja Mas Abi datang dan menghentikan niat mba Nia yang penasaran dibuat tangisan bayi itu.
“loh, kok kamu di sini sayang?” tanya mas Abi sedikit mengagetkan mba Nia.
“ini mas, saya kasihan saja mendengar suara bayi yang sedang menangis itu. Mungkin saja dia sedang lapar mas atau mungkin karena tempat tidurnya basah sehingga ia tidak merasa nyaman lalu mengais”.
Mas abi langsung memeluk mba Nia dan mencoba menenangkan mba Nia. “sayang,di dalam sana ada ibunya, pasti ibunya sedang memenuhi kebutuhanya. Memberikan ia susu, memberikan ia popok. Kita tidur saja yah!” Ucap mas Abi penuh perhatian sambil merangkul mba Nia menuju kamar. Sampai dikamar mas Abi terus-terusan membelai wajah mba Nia hingga mba Nia tertidur. Ia menangis. Mas Abi kasihan melihat istrinya yang terus-terusan khawir dengan bayi adik iparnya. Mas Abi begitu menyayangi istrinya itu, dia tidak memaksakan istrinya untuk segera punya keturunan. Dia yakin ketika waktunya tiba pasti Allah akan memmberikannya keturunan.

          Keesokan harinya. Seperti biasanya ketika berangkat kerja mba Nia mencium tangan mas Abi dari kening lalu menggenggamnya dan meletakan didadanya. “Sayang, bagaimana kalau kita tinggal di rumahku yang dulu. Kasihan rumah itu sudah lama tidak ditempati semenjak kita menikah. Lagian rumah itu juga dekat dengan kantorku sayang. Jadi aku bisa pulang ke rumah melihatmu di sela jam istrahatku”. Ucapnya setelah mba Nia selesai mencium tangannya.
“Iya terserah mas Abi saja.”
 

          Setelah sehari tinggal dirumah mas Abi, mba Nia melakuakn aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga. Saking sibuknya ia tidak menyempatkan diri untuk beristirahat bahkan sampai lupa makan. Mba Nia hanya ingin memberi kejutan kepada mas Abi ketika mas Abi pulang nanti dengan kondisi rumah yang bersih dan makanan yang sudah tersedia di meja. Sambil menunggu mas Abi pulang ia menonton TV. Mba Nia pun tertidur. Mas Abi datang dan mendapati mba Nia yang tertidur di depan TV sendirian. Niatnya mas Abi tidak akan membangunkan mba Nia, namun ia seketika terbangun. Mba Nia dan Mas Abi pun langsung melanjutkan makan malamnya, setelah itu mereka tidur.. Untuk kali ini mba Nia tidak lagi mendengar tangisan bayi ketika dia tertidur.
          keesokann harinya seperti biasa mas Abi pergi bekerja sehingga mba Nia sendirian dirumah.Ketika mba Nia melakukan rutinitasnya sebagia ibu rumah tangga, mba Nia riba-tiba merasa sesak, dadanya sakit dan jantungnya berdegup kencang. Mba Nia tergeletak dilantai menahan rasa sakit. Mba Nia  berusaha mencari obat dengan berjalan merangkak ke kamarnya. Namun obatpun tak didaptkannya. Mba Nia langsung menelpon Mas Abi dan memberitahukan keadaannya. Mas Abi langsung pulang kerumah dan membawanya ke rumah sakit. Alhamdulilah mba Nia cepat mendapatkan pertolongan sehingga nyawanya masih bisa tertolong.

          Beberapa hari kemudian mba Nia dibolehkan oleh dokter pulang dengan berbagai saran yang musti dilaksanakan setiba dirumah nanti. Setelah mba Nia sehat Mba Nia mmembatasi aktivitasnya. Dan seperti biasa Mba Nia lagi-lagi ditinggal suaminya karena tuntutan kerja. Setelah berselang beberapa bulan, mba Nia merasa kebersihan rumah sudah mulai berkurang, begitu juga halaman. Hari itu mba Nia melakukan aktivitas yang memang menguras tenaga. Dari membersihkan rumah, mencuci pakaian memasak dan menyapu halaman. Hari itu juga mas Abi menelpon kalau ia akan lembur. dan tidak lupa mas Abi memberikan peringatan kepada mba Nia untuk tidak bekerja berat, namun apa yang terjadi mba Nia melanggarnya. Tepat jam 11 malam penyakit mba Nia kambuh lagi, ia langsung menelpon mas Abi. Lagi-lagi mba Nia dilarikan ke rumah sakit dan harus mendapatkan perawatan intensif.

          Keesokan harinya saudara-saudara mba Nia datang menjenguknya. Ibu mba Nia membuka pembicaraan. “Bi, bagaimana kalau Nia untuk sementara tingga bersama ibu saja dulu. Kasihan Nia kalau harus sendiri di rumah saat kamu pergi kerja. Setidaknya kalau di rumah ibu, Nia bisa lebih banyak istrahat tanpa berpikir harus membersihkan rumah dan menyediakan makanan. Ini demi kesehatan Nia bi. Boleh yah?”. “Iya bu,terserah ibu saja yang mana baiknya. Kalau begitu, setelah dokter mengizinkan Nia pulang saya langsung mengepaki barang-barang dirumah, lalu mengantar Nia ke rumah ibu”. Jawab mas Abi.

Setelah keluar dari rumah sakit mba Nia langsung dibawa kerumah orangtuanya. Selama tinggal dirumah orangtuanya, kondisi mba Nia mulai membaik hari demi hari. Mas Abi merasa senang dengan perkembangan kesehatan mba Nia.

          Kini usia pernikahan mereka memasuki usia 2 tahun. Sepulang dari kerja mas Abi mampir ke toko kue untuk membeli kue ulangtahun pernikahan mereka. Sampai dirumah mas Abi memberikan kejutann kepada mba Nia, dan mba Nia terlihat begitu senang dengan senyum yang begitu indah lengkungannya. Mas Abi berbicara dalam hati bahawa ia sudah lama tidak melihat senyum mba Nia seindah ini. Hari itu sanak saudara mereka berkumpul dan berbagai kebahagian untuk mereka berdua. Di Ulangtahun perkawinan mereka yang ke dua tahun ini tidak lain doa yang mereka panjatkan adalah agar mereka diberikan keturunan.  

          keesokan harinya saat mas Abi bangun, mas Abi kebingungan karena melihat mba Nia sudah tidak berada disampingnya. Mas Abi langsung memanggil mba Nia. Dengan cepat mba Nia segera  menghampiri mas Abi dengan sapaan Assalamu’alaikum suamiku serta senymnya yang begitu indah. Mas Abi terdiam karena tidak biasanya mba Nia langsung menyapanya dengan wajah yang betul-betul ceria. Senyum yang begitu manis dan disertai salam. Pikir mas Abi dalam hatinya  Ya Allah begitu cantiknya istriku hari ini. Lama terdiam mba Nia langsung memegang tangan mas Abi dan dibawanya kedapur untuk sarapan, mas Abi keheranan karena tidak biasanya istrinya seperti ini. Setelah selesai sarapan mas Abi langsung pergi mandi karena siap-siap berangkat kerja. Seperti biasanya mba Nia tidak lupa menyiapkan baju dan tas mas Abi.  Setelah semuanya selesai tidak lupa kebiasaan mba Nia jika mencium tanga Mas Abi, menciummnya setelah itu meletakannya dikening lalu digenggam dan diletakannya ke dadanya.
“Mas, maafkan aku telah banyak salah sama kamu!”.
 “Kamu tidak punya salah apa-apa sayang. Kalaupun ada sejak dulu akun telah memaafkanmu” Ucap mas Abi penuh kasih sayang. Mba Nia hanya tersenyum simbari.
“Oh iya, mas harus segera ke kantor nih, takut telat”. Terus menerus mba Nia melihat suaminya pergi itu hingga bayangnya menghilang di tikungan jalan.
Di dapur mba Nia mendapati ibunya yang lagi memasak makanan kesukaannya.
“ Maaf ya bu, aku tidak bisa membantu ibu memasak hari ini.”
 “Tidak apa nak, ibu mengerti dengan kondisimu. Sebaiknya kamu istrahat saja”. “Maafkan saya yah bu!”. Ucap mba Nia sekali lagi. Setelah itu mba Nia pergi ke kamar adiknya, seperti biasa mba Nia mencium-cium keponakannya itu.

          Namun siapa yang menyangka stelah keluar dari kamar itu, tepat di ruang keluarga mba Nia langsung duduk sambil memegang kedua kepalanya lalu bersujud menahan sakit yang teramat sakit. Adik mba Nia tiba-tiba keluar dari kamarnya dan mengira kalau mba Nia hanya tertidur, namun dengan posisi yang begitu mengherankan adik mba Nia mencoba membangunkan mba Nia. Saat adik mba Nia membangunkan mba Nia, ternyata tubuh mba Nia sudah mulai membiru. Secepatnya adik mba Nia mencari pertolongan kepada orang-orang sekitar untuk membawa mba Nia ke rumah sakit. Semua keluarga dihubungi bahwa mba Nia dilarikan ke rumah sakit, namun Allah berkehendak lain. Setibanya dirumah sakit nyawa mba Nia sudah tidak tertolong lagi. Allah telah memanggilnya. Inalilahi wainaiilaihii rajiun.
          Kelurga Mba Nia langsung bercucuran air mata karena tak kuasa menahan kesedihan atas kepergian mba Nia, wanita yang mereka sayangi. Di usia pernikahan yang masih 2 tahun. Adik mba Nia langsung mengabari berita tersebut kepada mas Abi. Mas Abi sangat terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. Ketika jenazah mba Nia dibawa pulang dari rumah sakit ke rumahnya, Mba Nia disambut banyaknya warga. Seketika ledakan tangis begitu banyak terdengar. Warga dilingkungan mba Nia tinggal merasa kaget mendengar kabar kalau mba Nia meninngal. Sosok yang begitu baik, rendah hati dan penyabar itulah yang terkesan dibenak mereka..

          Satu jam kemudian mas Abi tiba. Sebagai suami yang sangat menyayangi istrinya, mas Abi sedih melihat jasad istrinya yang sudah terbujur kaku itu. Mas Abi langsung memeluk jenazah mba Nia untuk terakhir kalinya dengan tangisan yang yang membunca, sehingga menambah kesedihan keluarga saat itu. Dan untuk terakhir kalinya mas Abi membelai-belai wajah istrinya itu dengan sebuah kalimat yang terlontar berkali-kali dari mulutnya “kamu sangat menyayangiku sayang, kamu sangat menyayangiku sayang, kamu sangat menyayangiku sayang”. Dengan keadaan yang begitu berat melepaskan mba Nia, Mas Abi harus tetap iklas melepaskan demi kebahagiaan mba Nia di Akhirat..
Saat prosesi penguburanpun mas Abi terus-terusan menangis dan sesekali pingsan karena tidak sanggup melihat jenazah istrinya yang sudah tertimbun tanah dan pergi untuk selama-lamanya. Namun mas Abi harus mengikklaskan kepergian mba Nia dan terus memanjatkan doa kepada Allah SWT agar mba Nia selamat diakhirat. Amin
          Begitu juga dengan sanak saudara mba Nia mereka tidak henti-hentinya memanjatkan doa untuk mba Nia  agar mba Nia ditempatkan diantara orang-orang beriman.

          Kini mas Abi kembali hidup sendiri seperti dulu tanpa mba Nia disampingnya. Begitu pula dengan kelurga mba Nia yang harus rela dan iklas melepaskan kepergian mba Nia. Kini Hanya gambar yang akan selalu terlihat di dinding rumah ini, canda tawanya yang hanya bisa kami bayangkan dalam setiap moment yang telah kita lalui bersama dan masih terpatri jelas di memory kita. Setiap kali kami meneteskan air mata jika rindu kepadamu. Selamat jalan mba Nia. Kami akan selalu mengenangmu dan selalu memanjatkan doa untukmu di Akhirat.

Raut Kebekuan


Malam terlentang  sunyi
Tak ada yang melarang  kelipan jutaan cahaya dalam gelap angkasanya
Sendu angin memuncak di saat yang tepat
Menampar lembut permukaan  pipi  
Walau mengunggah perih sesekali pada mata
 Yang terus menatap luas cakrawala
Namun tetap membelalak tak beristirahat walau sedetik

Siapa yang akan datang memuja lara ini?
Lara yang terlalu sulit terhibur
Meski kicauan burung yang berayun di atas sana
Mengisyratakan  kegembiraan yang sudah lama tersulam
Dan tetap saja tak dapat mencairkan kegembiraan yang beku

Wajah indah rembulan terpampang lepas
Menerkam siapa yang memandang
Untuk sejenak bercengkrama dengannya meski dalam kebisuan
Hingga air mata yang terisak jatuh juga ke pangkuan penadah

Diri ingin menuang sedikit demi sedikit  rasa yang kian penuh
Namun terus saja membungkam mulut untuk selalu kaku terhadap kata
Berdiam-diam dalam kesanggupan yang disanggu-sanggupkan
Wajah riang yang menyamar tak dapat ditebak atas rasa apa dibaliknya.

Hanya Cinta.....
Alasan kokoh penegak tiang pendirian yang tak runtuh
Walau ditempa puluhan palu pada bagian yang lemah
Tetap saja sabar menunggu ke pada hati yang berpihak dari padanya
Jika saat di mana  kelak bersatu dalam pelukan jemari
Berharap itu bukan lagi mimpi
Melainkan cerita nyata yang bebas dari penjara hati
Yang sejak lampau di balik keluhnya menyekap rasa indah
Agar rasa sejatinya hadir bersama ketulusan asa penantian

Namun jika kelak hanya tertahan berwujud mimpi
Jangan cepat kau guncang tubuh lemah ini
Seraya membangunkan
Lalu  berkata, ini duniamu yang perih....

Kembalilah sayang, Berdansalah bersamaku !!


Di balik Gunung yang menjulang,,,
Nampak raja siang perlahan terbenam ,,,
Hingga tak terlihat lagi.. 

          Sendiri bersama hembusan angin dan suara hempasan ombak pada batu karang, entah apa lagi yang harus ku lakukan saat itu. Terus termenung dengan ributanya kicauan burung saling berkejaran kesana kemari yang seakan-akan sedang menertawaiku. 

Aku hanya seorang lelaki yang selalu sendiri berteman sunyi. Hati yang selalu berkecamuk dan memaksaku dengan tegas memanggil kembali sang pujaan  hati yang telah lama pergi meninggalkanku..  

          Beberapa tahun lalu, tidak begitu lama aku bersamanya. Sungguh ku kira itu akan menjadi cinta terakhirku.  Sejak awal kebersamaan hidupku seakan lengkap walau belum terikat satu janji dengannya, namun aku yakin , yah suatu saat pasti. 

           Aku yang mungkin terlihat terlalu polos di hadapannya, namun aku tak perduli itu.  Pernah aku dan dia pergi ke pesta dansa. Saat itu aku ingin sekali berdansa dengannya. Aku tahu kekasihku sangat senang berdansa. Ku pegang tangannya,  iya merangkulku dan ku tatap matanya lebih dalam. Di sela waktu, ku bisikkan kepadanya kalimat  “aku mencintaimu, jangan kau lepas genggaman ini ! Aku mencintaimu”, dan semakin eratlah ku genggam tangannya hingga terpancar rona merah di mukanya , dan senyum indah yang mungkin menjadi jawabannya.

Aku dan dia terus berdansa.  Aku tahu ini hal yang jarang aku lakukan.  Sebab aku tak punya banyak waktu untuknya , apalagi  menghadiri pesta.  Kasihan kekasihku,  dia sangat  jarang ku  ajak berdansa.

          Saat  pesta dansa telah usai , lampu yang berkelap-kelip serta musik dengan karakter melankolis , terus- menerus ku pandangi  wajahnya yang mengenai sorotan cahaya..

          Perjalanan pulang di sertai hujan yang deras, aku mengajaknya berteduh di sebuah halte. Terlihat  dari raut wajahnya  yang menggambarkan ia senang hari ini karena telah berdansa,  aku tahu itu. Jalan yang kini mulai sunyi dari pejalan kaki,  saat itu ku mulai topik pembicaraan dengannya hingga malam semakin larut dan hujanpun tak kunjung reda. Pembicaraan yang membuat aku dan dia tertawa. Ketika aku berkata “akan ku buat kekasihku layaknya ratu malam ini”, seketika dia terbahak menertawaiku. 

          Aku berlalri ketengah jalan besar dan menikmati  hujan.  Aku berteriak  “kau tak percaya rasa ini ? rasa ini begitu besar, melebihi air hujan malam ini”, dia terus-menerus menertawaiku. Tidak puas dengan hal itu aku berdansa ditengah hujan deras ,  hah aku yakin hal itu yang akan membuatnya  beranjak dari halte dan mengikutiku.
 
“ kemarilah, lakukanlah hal yang sama denganku. Kekasihku...kekasihku marilah berdansa!” Seketika ia berlari kearahku , kami berdua berdansa bersama di tengah hujan. Lampu kota yang masih terang benderang menghiasi jalan besar yang basah dan aku menganggap itu layaknya lampu di pesta tadi. Sekujur tubuhnyapun mulai basah.

Aku berkata “percuma kita berteduh di halte berlama-lama  jika akhirnya kita basah juga”, tawanya  lagi-lagi membludak , dia memelukku. Dengaan hati riang kami pulang bersama tanpa memakaki alas kaki, dan berlari-larian di pinggir jalan yang basah.

Yang terbenak saat itu dipikiranku hanyalah kekasihku suka berdansa.

          Beberapa bulan berlalu.

Tepat dijalan yang sama sepulang dari pesta, entah hal apa tiba-tiba kekasihku berkata selamat tinggal. Aku terkejut, “katakan padaku kau tidak akan pergi dariku!” dengan seduh tangis yang bercucuran deras di pipi sekali lagi aku berkata, “aku mohon ceritakan padaku ! kau telah membuatku menangis.”  Aku memohon dan berlutut “ apa yang harus aku lakukan untukmu?”. Aku tidak pernah mengira bahwa ia akan pergi meninggalkanku. 

          Saat ia meninggalkanku di jalan besar itu,  kenyataan yang tidak bisa ku terima membuatku berteriak menghalau kepergiannya  “kembalilah padaku, hanya kau yang dapat sembuhkan luka ini”. 

Aku berlari mengejarnya. Aku tahu dia kekasihku yang senang berdansa,  ku raih tangannya,“ berdansalah bersamaku !”. Aku tahu hanya ini kesempatan yang dapat kulakukan sekarang  agar dia kembali.  Namun dia tetap pergi dan meningglkanku, tak sedikitpun dia tertarik dengan ajakanku untuk berdansa. 

“ ini hanya bercanda kan? Katakan padaku ini tidak sungguh-sungguh terjadi!”
 Tampak aku seperti orang gila saat itu yang terus menerus mengemis padanya. Sungguh rasa ini benar-benar tumbuh dan berkembang .

 “aku tidak mau kehilangamu aku tidak mau ketika aku bangun nanti kamu bukanlah siapa-siapa lagi bagiku.  Aku tidak mau!” Pintaku dengan isak tangis yang terus berderai di pipiku.

 Di jalan besar yang sunyi dan  bebrapa jam lagi akan memasuki waktu pagi. 
Sekali lagi ku coba merayunya. “matahari akan terbit sedalam matamu, kembalilah padaku dan kita akan bahagia bersama  dan kau akan menjadi kekasihku lagi.  Aku tahu hari ini aku bisa membuatmu untuk tetap tinggal hanya untuk mendengarkan perkataanku, hanya sebentar saja hanya untuk melihat senyummu,,, aku mohon jangan pergi !” Ucapku penuuh harapan.

          Aku mengajaknya ke suatu tempat, di tempat orang-orang berdansa dengan kekasihnya dengan harapan aku dengannya bisa bahagia bersama lagi. Tetapi tetap saja iya pergi meninggalkanku.
Aku frustasi !

 Beberapa bulan berlalu. 
          Aku tahu dia berada di suatu tempat diluar sana, suatu tempat yang jauh  yaitu tempat kelahirannya. Tempat yang lebih ramai dan banyak perayaan pesat dansa.  Sungguh hati ini masih menginginkanmu kembali. Aku ingin kau kembali. Aku frustasi!!  Setiap malam hanya bisa termenung di jendala kamar dengan  cahaya bintang yang menerangi ruanganku. Setiap saat aku hanya bisa termenung, tidak lain hanya mengharapkanmu kembali.  Aku ingin kau kembali ! Para tetangga mungkin mengira aku gila, tapi siapa mereka?  Mereka tidak mengerti, dan aku tidak perduli.  Karena kaulah satu-satunya milikku, satu-satunya yang ku harapkan.

          Setiap malam ketika cahaya bintang menerangi kamarku aku duduk sendiri berbicara dengan rembulan mencoba berbicara denganmu. Aku berharap kau berada disana dan juga berbicara denganku. Ataukah aku ini laki-laki bodoh yang duduk sendiri berbicara dengan bulan ?


          Aku merasa menjadi orang terkenal di kotaku, mereka selalu membicarakanku dan berkata kalau aku ini gila. Tapi mereka tidak tahu apa yang aku rasakan. 

          Ketika matahari terbenam seseorang menjawabku “ tidak pernahkah kau mendengarkan panggilanku sayang ? karena setiap malam aku  berbicara dengan bulan  dan berharap kau juga berbicara denganku”, orang itu menertawaiku lalu pergi.

 Namun perasaan ini sudah begitu dalam dan sulit bagiku melenyapkannya.
Aku tahu kekasihku ada di luar sana. Di suatu tempat yang jauh dari ku. Di tempat yang banyak perayaan pesat dansa.  Aku pergi mengunjungi tempat itu. Aku mencari tahu keberadaannya dengan bertanya ke pada orang-orang  sekitar, Namun tak ada yang mengenal tempat yang aku cari. Hingga aku memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil mendengarkan lagu yang biasanya dimainkan untuk  berdansa.  Aku merasa lagu itu tidak lagi terdengar sama seperti dulu saat dia masih bersamaku.

          Ku lanjutkan perjalananku dan bertanya ke pada seseorang. Ketika mereka menjawabku dan memberitahuku tentang keadaanya, seketika air mataku jatuh tanpa terkendali dan ketika sahabatnya menceritakan tentang dirinya, hatiku rasanya hancur mendengar namanya.. 

          Aku diajak oleh sahabatnya malam itu ke suatu tempat dansa.  Tapi apa yang aku lihat, itu sungguh mengejutkanku  terlalu sulit untuk ku terima.  Ternyata kekasihku berdansa dengan pria lain, pria itu membawakan setangkai bunga mawar untuknya lalu menggenggam tangannya. 

          Keresahanku, kebutuhanku hanyalah keegoanku yang membuat wanita tegar sepertinya pergi meningglkanku. Rasanya aku ingin menutup mata dan menghilangkan semua yang ada dipikiranku. Begitu tragis rasanya!  Seharusnya dulu aku juga membawakannya bunga, lalu menggenggam tangannya, kemudian mengajaknya berdansa. Harusnya dulu aku memberikannya seluruh waktuku,  dan mengajaknya berdansa di setiap perayaan  pesta. Tapi, sekarang dia telah berdansa dengan laki-laki lain.  Iya, kekasihku kini berdansa dengan laki-laki lain. Meskipun itu menyakitkanku. Aku yang pertama yang kan mengakui kesalahanku, sungguh ini sudah terlambat. Aku mencoba memaafkan kesalahanku, namun tak ada lagi yang bisa kulakukan untuk membuatmu kembali  padaku.  Aku hanya berharap pria yang sekarang bersamamu bisa membahagiakanmu,  dan melakukan apa yang seharusnya ku lakukan dulu untukmu saat aku masih bersamamu. Maafkan aku!

Senin, 25 November 2013

Jangan Bersedih Ukhti !!



Janganlah bersedih ukhti bila ada seseorang yang berhenti mencintaimu! Tidakkah kau sadari bahwa ada Allah yang senantiasa selalu memberikan cintanya padamu walau terkadang kau lupakan dia. Yang selalu memberimu kebahagiaan dengan rahmatnya, tapi kau abaikan itu dan kau anggap biasa.

Tidakkah kau tengok sosok tegar saudara-saudaramu yang telah kehilangan cinta ibu,ayah,kakak dan adik mereka selama-lamanya namun tetap berdiri berserah kepada-nya,bukan merengek, menangis semalam suntuk, lusuh kusut tak terurus dan putus asa.

            Ukhti,,, Biarkan yang hilang itu cinta manusia, asal bukan Allah!

Biarkan yang lain meninggalkanmu,
Dan kau tinggalkan yang lain demi Allah
Tapi jangan kau tinggalkan Allah dalam segala halmu!

Bisa saja sekarang rasa sayangmu tak terbalaskan, tapi suatu saat nanti akan hadir seseorang yang sagat menyayagimu. Itu Janji Allah!


bila kau bersedih tentang kehilangan, harus kau ingat sesuatu. Bukankah ada nafas yang harus kau hembuskan, sebelum kau bisa menghirup udara baru?

Bukankah untuk melihat pelangi yang indah terlebih dulu kau iklaskan matahari yang tersenyum lebar seketika menghilang oleh awan hitam yang kemudian menjadikannya hujan?

kata-kata yang rancu tak akan berarti bila tak disusun dan menjadikannya kalimat. Semakin dibentuk akan menjadikannya bait-bait , dan bila lebih kau bentuk.... Tunggulah! sesaat akan kau dengar puisi menawan hati.


Bukankah seperti itu Ukhti ?
Percayalah ukhti, kali ini mungkin yang pergi itu kekasih tapi yang datang nanti jodoh! Insya Allah:)

Jangan Benci CINTA!



“Sayang kenapa bintang selalu bersinar terang Padahal dari bumi dia terlihat sangat kecil ? Sedangkan purnama yang nampak begitu besar tidak akan dapat bersinar terang jika tidak karena matahari dan datangnya pun juga tidak setiap hari ? Kenapa sayang ?” tanya Adit kepadaku melalui telpon.

Sambil merenungi langit yang sama dengan adit dan  melalui telpon genggam  aku lagsung menjawab dengan yakin..
“yah itu Karena bulan tidak punya cahaya sendiri sedangkan ia menjanjikan ke indahan malam kepada dunia, jadi ia meminta matahari membantunya untuk menyinari bumi yang luas ini.. Malam tanpa cahaya bulan bakal suram seperti adit tanpa mita..hehehh. Nah... apa bila purnama hadir setiap malam akan banyak yang enggan menunggu ke datangannya. Saya pikir begitu sayang”

Seketika Adit diam, namun aku tahu dia sedang tersenyum di sana.
“Oohh begitu ya sayang ? lalu apa jadinya bila malam tanpa bintang ?” sambung Adit .

Adit memang seperti itu, selalu melontarkan peratnyaan yang bertubi-tubi padaku.. Namun itu hal yang sudah biasa kami lakukan untuk menjaga komunikasi agar tak bosan.

“Eemmm bintang itu pelengkap malam sayang, jika bukan karena bintang, malam akan berkurang indahnya..  Malam itu gelap namun sangat berkesan dengan hadirnya bintang dan bulan.” Jawabku !

“Namun sayang bagaimana bila keduanya tidak nampak semalam?” lagi-lagi pertanyaan adit.

 “Yah,, malam nggak indah donk!” Jawabku sedikit kusut
Walau terkadang aku merasa BT denga pertanyaan Adit, aku tetap menjawabnya. Itu karena aku tidak mau kalah dari dia.. Dan Adit tidak berhenti melontarkan pertanyaan yang masih tersimpan di benaknya. Sekali lagi dia memberiku pertanyaan.

“Jika demikian, apa kamu masih mau menatapnya?”
“Buat apa dipandang sayang, kan suram, gelap dan gak berkesan pula?”

Adit selalu memahami keadaanku. Di saat aku menjawab pertanyaan dengan sedikit tegas, di saat itu Adit memberikan Kesimpulannya.. Dan kesimpulann dari Adit itu yang sellau aku tunggu-tunggu.

“Ooh jadi begitu ya sayang.
sayang, bila suatu saat bulan tak datang di malam hari, kamu jangan membenci malam!
Bila bintang berkurang sehingga tak dapat menambah keindahan malam, jangan pula kamu membenci malam!

Begitu pula denganku sayang..
jangan mencintaiku karena kamu menyukai cara aku mencintai,
Aku takut apa yang terjadi jika aku berhenti memperlakukanmu dengan cara yang kamu sukai?

Jangan juga kamu mencintaiku karena aku selalu membuatmu merasa nyaman,
Aku takut apa yang terjadi jika aku berhenti membuatmu merasa seperti itu?

Dan jangan kamu mencintaiku karena ke indahan parasku...
Aku takut cintamu akan memudar jika kelak aku sudah tak muda lagi..

Jangan kamu mencintaiku karena harta,karena suatu saat hartaku mungkin  akan habis...
Lalu kamu akan meninggalkanku.

Cintailah aku tanpa alasan sayang ..
biar nanti ada yang kurang terhadapku ku harap kau tetap menyempurnakannya, dan tak juga punya alasan untuk meninggakanku”

“Dan terakhir Ana Uhibbuky, ya Habibi”

“Dengan isak tangisku, Aku segera menyapa kalimat terakhirnya “ Naam”
Semoga kita selalu berada dalam keabadian itu.. Teruslah mendoakan yang terbaik untuk kita sayang!”




Senin, 11 November 2013

Aku Hanya bisa Diam, dan banyak bicara dalam doa.

Sayang, tahu kah aku sedang merasakan hujan di sini,
Memerhatikan lebih dalam tetesan nya yang turun ke bumi,
mencari-cari kemana tetsannya itu akan jatuh nantinya,,

Sesekali ku menengadahkan tanganku sayang,,
Yah untuk menakung beberapa tetesannya di tanganku..

Sayang  tetesannya begitu lembut,
Kubasahi mukaku ..

Airnya terasa dingin,,
Terasa sampai di sanubari..

Sayang sesekali aku mendendangkan lagu untukmu  saat itu,
Karena Di saat seperti ini aku selalu rindu padamu,,

Namun kau tahu sayang,
hati ini cukup kuat dan mampu menahan  apa yang dia rasakan ..
cukup mampu sayang menahan rasanya agar tetap tinggal di sana..

dan kau tahu lagi sayang dia juga cukup cakap mengarahkan pikiranku,
agar selalu menyembunyikan rasanya...

sayang,,
saat hujan turun,
aku sellau bermeditasi..
Dia yang maha kuasa menunjukkan kuasanya sayang
Dengan menurunkan hujan..

Dan aku dengan ke tidak sanggupanku,
menurunkan air mataku,,
Sayang  bisakah kita berdoa ,
Agar kelak dipersatukan dalam mihrab keabadian..
Namun aku tidak bisa mengajakkmu untuk berdoa bersama..
Aku sudah berjanji sayang dengan hatiku untuk sellau menyembunyikan rasanya..
Bila ku ingkari,aku takut kelak ia akan marah lalu membenciku..

Namun sayang aku tahu..
Yang kuasa.........  iya,  yang kuasa sayang..
Dia lebih tahu apa yang ku rasakan..
Aku memohon ke padanya untuk kelak mempertemukan kita,,
Aku selalu memohon sayang, semoga dia membuka pintu hatimu untukku,
Meskipun hanya secuil lubang kecil di sana...
Aku juga tidak pula lupa menitip rindu untukmu,
Bisakah kau rasakan sayang ... ?

Sayang  berdoalah di saat hujan turun,,
Aku percaya dengan kelembutan air hujan,
Dapat membuat perasaanmu lebih luluh dan lembut dari biasanya,,
Sehinga lebih khusyuk terasa..

melalu hujan sayang,,melalui rahmatnya.....